Pages

Rekomendasi

Jumat, 14 Oktober 2011

Dinamika Kelompok2

ü Teori Pembentukan Kelompok

1. Teori Kedekatan (Propinquity Theory)

Theory ini melihat segi kedekatan (proximity) dalam pengertian spasial dan geografis. Teori Kedekatan ini menganggap sesorang berhubungan dengan orang-orang lain disebabkan kedekatan ruang dan daerah. Secara kritis pendekatan ini hanya melihat permukaan dari gejala berkelompok tersebut dan kurang melihat kompleksitas hubungan dan interaksi yang terjadi dalam kelompok tersebut.

2. Teori Interaksi (Interaction Theory)

Homans mendasarkan teorinya pada aktivitas-aktivitas, interaksi interaksi, dan sentimen-sentimen (perasaan dan emosi). Ketiga elemen tersebut satu dengan yang lainnya saling berhubungan secara langsung ketiga elemen tersebut dijelaskan oleh Miftah Thoha dalam Yusuf (1988:71) adalah sebagai berikut:

a. Semakin banyak aktivitas seseorang dilakukan dengan orang lain (shared) semakin beraneka interaksi-interaksinya dan juga semakin kuat tumbuhnya sentimen-sentimen mereka.

b. Semakin banyak interaksi diantara orangf-orang maka semakin banyak kemungkinan aktivitas dan sentimen yang ditularkan pada orang lain.

c. Semakin banyak aktivitas dan sentimen yang ditularkan pada orang lain maka semakin banyak sentimen seseorang di pahami oleh orang lain maka semakin banyak kemungkinan ditularkannya aktivitas dan interaksi-interaksi.

3. Teori Keseimbangan (Balance Theory)

Teori ini menjelaskan bahwa seseorang tertarik pada orang lain berdasarkan atas kesamaan sikap dalam menanggapi suatu tujuan yang relevan satu dengan yang lain. Newcomb menekankan aspek-aspek psikologis sebagai faktor dominan dalam proses pembentukan kelompok dan berlawanan dengan pendekatan teori kedekatan yang telah diuraikan sebelumnya.

4. Teori alasan Praktis (Practical Theory)

Menurut teori ini kelompok tersebut cenderung memberikan kepuasan kebutuhan-kebutuhan sosial yang mendasar dari orang yang berkelompok. Letak nilai praktis dari teori ini disebabkan oleh alsan-alasan tertentu. Misalnya, alasan ekonomi, status sosial, keamanan, politis dan alasan sosial lainnya.

ü Persoalan dalam Dinamika Kelompok

Ruth Benedict menjelaskan bahwa persoalan yang ada dalam dinamika kelompok dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Kohesi/persatuan

Dalam persoalan kohesi akan dilihat tingkah laku anggota dalam kelompok, seperti proses pengelompokkan, intensitas anggota, arah pilihan, nilai kelompok dan sebagainya.

b. Motif/dorongan

Persoalan motif ini berkisar pada interes anggota terhadap kehidupan kelompok, seperti kesatuan berkelompok, tujuan bersama, orientasi diri terhadap kelompok, dan sebagainya.

c. Struktur

Persoalan ini terlihat pada bentuk pengelompokkan, bentuk hubungan, perbedaan kedudukan antar anggota, pembagian tugas, dan sebagainya.

d. Pimpinan

Persoalan pimpinan tidak kalah pentingnya pada kehidupan berkelompok, hal ini terlihat pada bentuk-bentuk kepemimpinan, tugas pimpinan, system kepemimpinan, dan sebagainya.

e. Perkembangan Kelompok

Persoalan perkembangan kelompok dapat pula menentukan kehidupan kelompok selanjutnya, dan ini terlihat pada perubahan dalam kelompok, senangnya anggota tetap berada pada kelompok, perpecahan kelompok, dan sebagainya.

ü Pentingnya Mempelajari Dinamika Kelompok

Berbagai pihak telah menyadari betapa pentingnya mempelajari dinamika kelompok karena beberapa alasan berikut:

a. Individu tidak mungkin hidup sendiri di dalam masyarakat

b. Idividu tidak dapat pula bekerja sendiri dalam memenuhi kehidupannya

c. Dalam masyarakat yang besar, perlu adanya pembagian kerja agar pekerjaan dapat terlaksana dengan baik. Hal itu bisa terjadi apabila dalam kelompok kecil.

d. Masyarakat yang demokratis dapat berjalan baik apabila lembaga social dapat bekerja lebih efektif.

e. Semakin banyak diakui manfaat dari penyelidikan yang ditujukan kepada kelompok-kelompok.

ü Pendekatan-Pendekatan Dinamika Kelompok

1. Pendekatan oleh Bales dan Homans

Pendekatan ini mendasarkan diri pada konsep adanya aksi, intraksi dan situasi yang ada dalam suatu kelompok. Selanjutnya Homans menambahkan, dengan adanya interaksi dalam kelompok maka kelompok yang bersangkutan merupakan system interdependensi, dengan sifat-sifat:

a. Adanya stratifikasi kedudukan warga

b. Adanya diferensiasi dalam hubungannya dan pengaruh antara anggota kelompok yang satu dengan yang lain

c. Adanya perkembangan pada system intern kelompok yang diakibatkan adanya pengaruh faktor-faktor dari luar kelompok

2. Pendekatan oleh Stogdill

Pendekatan ini lebih menekankan pada sifat-sifat kepemimpinan dalam bentuk organisasi formal. Selanjutnya Stogdill menambahkan bahwa yang dimaksud kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas kelompok yang terorganisir sebagai usaha untuk mencapai tujuan kelompok. Sedangkan yang dimaksud dengan organisasi yang terorganisir ialah suatu kelompok yang tiap-tiap mendapat tanggungan dalam hubungannya dengan pembagian tugas untuk mencapai kerjasama dalam kelompok.

3. Pendekatan dari Ahli Psycho Analysis oleh Sigmund Freud dan Scheidlinger

Scheidlinger berpendapat bahwa aspek-aspek motif dan emosional sangat memegang peranan penting dalam kehidupan kelompok. Beliau mengungap betapa kelompok akan dapat berbentuk apabila didasarkan pada kesamaan motif antaranggota kelompok. Demikian pula emosional yang sama akan menjadi tenaga pemersatu dalam kelompok sehingga kelompok tersebut semakin kukuh. Sementara itu, Sigmund Freud berpendapat bahwa di dalam setiap kelompok perlu adanya cohesiveness/kesatuan kelompok, agar kelompok tersebut dapat bertahan lama dan berkembang. Beliau mengungkapkan pula kesatuan kelompok hanya dapat diwujudkan apabila tiap-tiap anggota kelompok melaksanakan identifikasi bersama antara anggota satu dengan anggota yang lain.

4. Pendekatan dari Yennings dan Moreno

Pendekatan ini sebenarnya menggunakan konsepsi dari metode sosiometri, yang sangat cocok diterapkan dalam kelompok. Yennings mengemukakan konsepsinya tentang pilihan bebas, spontan dan efektif dari anggota kelompok yang satu terhadap anggota kelompok yang lain dalam rangka pembentukkan ikatan kelompok.

Moreno dengan sosiometrinya berhasil membedakan psikhe group dan socio group

a. Psikhe group artinya suatu kelompok yang terbentuk atas dasar suka/tidak suka, simpati, atau antipati antar anggota.

b. Socio group artinya suatu kelompok yang terbentuk atas dasar tekanan dari pihak luar.

Dalam hubungannya dengan Psikhe group dan socio group, Yennings menambahkan bahwa pelaksanaan tugas akan lebih lancer apabila pembentukkan socio group disesuaikan dengan psikhe group, dengan memperhatikan faktor-faktor efisiensi kerja dan kepemimpinan dalam kelompok.

0 komentar: