Pages

Rekomendasi

Jumat, 19 Oktober 2012

Sistem Katalogisasi dan Klasifikasi di Perpustakaan IAIN Sunan Ampel Surabaya



            Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya merupakan perguruan tinggi yang memiliki program pendidikan yang lebih berfokus pada pendidikan keagamaan seperti Tarbiyah, Adab, Syariah, Dakwah, Ushuluddin, Matematika, Psikologi dll. Perpustakaan yang ada di dalamnya tentunya memiliki koleksi yang mayoritas mengenai agama islam dan perluasan di dalamnya. Dalam mengolah koleksinya perpustakaan mengacu pada sistem klasifikasi DDC dan Tajuk Subyek Perpustakaan Nasional (ed.revisi) untuk penentuan subyek bahan pustaka karena sebagian besar koleksi yang dimiliki menggunakan bahasa indonesia. Selain itu koleksi perpustakaan ini sebagian besar merupakan koleksi yang bersubyek agama islam oleh karena itu perpustakaan juga menggunakan Daftar Tajuk Subyek Islam dan Sistem Klasfikasi Islam: Adaptasi Dari Perluasan DDC Seksi Islam yang diterbitkan oleh Departemen Agama untuk mengolah koleksi yang bertemakan agama baik dalam menentukan subyek maupun menentukan nomor klasifikasinya.
Daftar Tajuk Subyek Islam dan Sistem Klasfikasi Islam: Adaptasi Dari Perluasan DDC Seksi Islam ini merupakan perluasan dari kelas 297 dalam DDC yang penulisannya menjadi 2X..
Contohnya:
2X0     Islam (Umum)
2X1     Al Quran dan Ilmu yang Berkaitan
2X2     Hadist dan Ilmu yang Berkaitan
2X3     Aqaid dan Ilmu Kalam
2X4     Fikih
2X5     Akhlak dan Tasawuf
2X6     Sosial dan Budaya
2X7     Filsafat dan Perkembangan
2X8     Aliran dan Sekte
2X9     Sejarah Islam dan Biografi

Pustakawan Bagian Klasifikasi
Klasifikasi di IAIN Sunan Ampel Surabaya dikelola oleh dua orang pustakawan, yaitu Nurul Hidayah dan Endah Sudarwijati. Keduanya merupakan lulusan jurusan ilmu informasi dan perpustakaan, ibu Nurul merupakan lulusan dari Universitas Padjadjaran sedangkan ibu Endah adalah lulusan dari Universitas Indonesia. Ibu Nurul sudah bekerja sekitar 2 tahun di perpustakaan IAIN Sunan Ampel Surabaya, namun sebelumnya beliau juga pernah bekerja di bagian klasifikasi perpustakaan Pasca Sarjana IAIN Sunan Ampel Surabaya selama 5 tahun. Sedangkan Ibu Endah sudah bekerja selama kurang lebih 15 tahun di perpustakaan IAIN Sunan Ampel Surabaya. Keduanya kini menjadi pustakawan yang bekerja khusus dibidang klasifikasi di perpustakaan.
Apabila perpustakaan sedang mengadakan proses pengadaan bahan pustaka, bagian klasifikasi dibantu dengan menghadirkan satu pustakawan tambahan dari perpustakaan pasca sarjana untuk membantu peyelesaian pekerjaan. Namun disaat hari-hari biasa pustakawan bagian klasifikasi tetap berjumlah 2 pustakawan yang sekaligus menginput data pada OPAC.
Kesulitan yang dihadapi oleh pustakawan bagian klasifikasi yaitu disaat mereka menemukan buku yang memiliki lebih dari satu subyek besar. Mereka merasa kesulitan dalam menentukan subyek utama dari buku tersebut yang tidak jarang memakan banyak waktu dalam menentukannya. Solusi yang diambil oleh pustakawan dalam menghadapi kesulitan ini mereka dituntut untuk mengetahui isi dari buku tersebut dengan cara membaca daftar isi ataupun beberapa lembar dari isi buku, setelah itu baru dapat ditentukan subyek mana yang lebih dominan. Tentunya kegiatan ini akan membutuhkan waktu yang cukup lama. Tidak jarang pustakawan akan menunda pemberian nomor klasifikasi untuk jenis koleksi yang memiliki subyek ganda tersebut dan memilih mengerjakan koleksi yang mudah terlebih dahulu.
Pustakawan juga memberikan tambahan kata kunci pada koleksi yang dirasa perlu. Kata kunci ini berfungsi sebagai penyempitan subyek. Kata kunci digunakan dalam tajuk subyek hanya berfungsi untuk memudahkan dalam melakukan pencarian koleksi. Kata kunci ini ditentukan sendiri oleh pustakawan yang mengelola bahan pustaka. Dalam mengelola bahan pustaka pustakawan taat pada asas yang berlaku, yaitu mencantumkan segala aspek yang memang terkandung dalam koleksi seperti keterangan lokasi atau geografis dan bahasa. Oleh karena itu tidak jarang dijumpai koleksi bahan pustaka yang memiliki nomor kelas yang panjang, memiliki sekitar 6-9 digit angka. Selain menggunakan asas yang sudah ada, pustakawan juga memberikan kode tertentu pada bahan pustaka untuk membedakan fungsinya. Kode U untuk bacaan umum yang bisa dipinjam oleh mahasiswa, kode T untuk koleksi tandon, sedangkan kode R untuk koleksi referensi. Koleksi tandon dan referensi tidak boleh dipinjam, hanya boleh di fotocopy saja. Selain kode tersebut juga terdapat kode K yakni skripsi, koleksi yang sepadan dengan kode ini adalah DS untuk Disertasi, TS untuk tesis, DT untuk diktat dan MK untuk makalah.
DDC sebagai alat bantu klasifikasi bahan pustaka selain berbentuk buku yang satu setnya terdiri dari 4 buku, kini juga telah ada DDC versi online, yang diciptakan dengan tujuan mempermudah pekerjaan petugas dalam mengklasifikasi. Begitu juga dengan pustakawan IAIN sudah pernah mencoba untuk menggunakan alat ini dalam melakukan pekerjaan klasifikasinya, namun yang ada mereka merasa tidak puas dalam menggunakannya. Pustakawan IAIN tersebut merasa kurang percaya akan hasil yang diperoleh dengan menggunakan DDC online, sehingga mereka juga tetap melihat kembali pada DDC manual untuk lebih memastikan lagi. Akhirnya mereka tidak lagi menggunakan DDC versi online untuk mengklasifikasi dengan alasan kurang percaya dan kurang puas akan hasil yang diperoleh dengan menggunakan alat tersebut.
Salah satu cara praktis yang digunakan oleh pustakawan IAIN bagian klasifikasi yaitu mereka sering dan hampir selalu menggunakan alat bantu yang disebut “Terjemahan Ringkasan Klasifikasi Desimal Dewey dan Indeks Relatif” yang telah diterbitkan oleh Perpustakaan Nasional RI. Seperti judul yang dimiliki, buku ini memang suatu ringkasan dari DDC dengan penjelasan yang menggunakan bahasa indonesia yang lebih mudah dimengerti oleh pustakawan. Mereka menggunakan alat ini untuk mempermudah pekerjaannya dalam mengklasifikasi, namun apabila terdapat suatu koleksi bahan pustaka yang subyeknya tidak tercantum dalam buku ringkasan tersebut, pustakawan akan mencarinya dalam DDC yang asli. 

Sistem Katalogisasi Buku
            Perpustakaan ini menggunakan  software SLiMS (Senayan Library Management System) untuk membuat Katalog Online dan menelusur buku bagi pengguna. Sebelum buku diolah ke dalam database SLiMS, pustakawan membuat no Klasifikasi di Form Isian Pengolahan. Setelah itu baru di entry kedalam SLiMS.
Berikut ini gambar Form Isian Pengolahan Buku

Sumber : Pedoman Perpustakaan IAIN Sunan Ampel
            Alasan pustakawan menggunakan Form Isian Pengolahan adalah ketika ada kegiatan pengadaan buku yang berjumlah ratusan, maka pustakawan berbagi tugas. Untuk penomoran klasifikasi tetap dikerjakan oleh pustakawan bagian klasifikasi. Sedangkan untuk entry buku ke dalam katalog SLiMS, dikerjakan oleh pustakawan lainnya. Hal ini dirasa cukup efektif karena mempersingkat proses klasifikasi dan katalogisasi buku.

0 komentar: